expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 22 Agustus 2013

HAND IN HAND FOR NIAS



Hal yang paling aku ingat ketika masa kecilku adalah bermain, Yah, betul! dunia anak adalah dunianya bermain, masa kecil adalah dunia yang menyenangkan dan takkan terlupakan, masih teringat waktu aku kecil aku ingin sekali mempunyai mainan “Barbie” tapi karena harganya mahal. Aku hanya bisa merengek meminta mainan “Barbie” kepada kedua orangtuaku, tapi orang tuaku tidak begitu saja membelikan mainan untukku,
Nasehat dari orang tuaku yang paling membekas adalah bahwa mainan “Barbie” tidak bisa di beli dengan tangisan, ini berlaku juga dengan setiap keinginanku bahwa keinginan itu di dapat bukan karena harus menangis dulu tetapi di dapat dari usaha dan kerja keras, Ini adalah pelajaran yang sangat penting untuk ku, meskipun pada waktu itu aku masih belum paham maksud orang tuaku tidak membelikan mainan, tapi sekarang aku mengerti bahwa orangtua ingin mendidik aku menjadi anak yang tidak manja, mandiri dan apapun yang aku inginkan harus dilakukan dengan cara berusaha bukan dengan cara merengek, meminta ataupun menangis. 


Orang tuaku selalu memperlihatkan pada aku, bahwa jika ingin sesuatu itu tidak mudah, perlu kerja keras terlebih dahulu. Bahkan tak jarang, menyuruh aku melihat gelandangan atau anak-anak jalanan, bagaimana mereka bersusah payah untuk bertahan hidup. Hidup ini harus saling berbagi, jika kita dapat saling memberi, ini bisa sedikit meringankan beban mereka yang kurang mampu.

Orangtua aku pun selalu mengajarkan arti berbagi, misalnya ketika kita melihat pengemis atau anak-anak gelandangan, orang tua ku selalu membangkitkan empati bahwa orang itu tidak selalu beruntung, orang tua ku selalu mengajarkan aku untuk selalu bersyukur bahwa masih banyak orang-orang yang kurang beruntung dan perlu dibantu.

Itulah masa kecilku yang tak terlupakan. Orangtua ku berusaha membentuk karakter dan menanamkan konsep-konsep kehidupan agar aku bisa menghadapi kehidupan dengan baik.
Sekarang umur ku sudah 23 tahun, kini aku menjadi guru Sekolah Dasar di Cianjur meneruskan cita-cita perjuangan Ibuku yang sudah pensiun.  Masa kecil yang tak terlupakan dan menggoreskan berbagai makna yang mendalam dalam kehidupanku membentuk aku menjadi yang sekarang.
Sebagai generasi penerus bangsa, aku sangat peduli terhadap masa depan anak-anak di Indonesia, lewat masa kecil ini akan membentuk karakter di masa depan, Masa kecil yang bahagia dan penuh kasih sayang dapat membuat anak menjadi pribadi yang mempunyai karakter bangsa serta, mampu menghadapi kehidupan yang lebih baik di masa depan. 

Sedangkan masa kecil yang tidak bahagia dan memprihatinkan, patut untuk diselamatkan agar anak tidak menjadi pribadi yang pesimis. Untuk membangkitkan semangat dan percaya diri anak perlu banyak dukungan dari berbagai pihakAku ingin melihat tumbuh kembang anak-anak Indonesia di masa mendatang menjadi lebih baik.

Banyak cara untuk membantu anak-anak Indonesia menjadi lebih baik dan menikmati masa kecil yang lebih indah. Salah satunya adalah dengan adanya kepedulian sosial dari Tango, dari Orang Tua Group dengan programnya Tango Hand in Hand. Aku sangat tertarik dengan kegiatan Tango peduli di Nias

Kenapa kita harus membantu anak-anak di Nias?
Nias terkenal dengan tanahnya yang subur, keindahan alam, dan tradisi budaya suku setempat yang unik. Banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara yang menghabiskan waktunya untuk berlibur di pulau ini. Namun sayangnya, kekayaan alam, keindahan wisata dan budaya Nias hingga kini belum mampu menghidupi dengan layak sebagian besar masyarakat di sana.
Namun sayangnya kondisi warga setempat cukup memprihatinkan, baik dari segi ekonomi, pendidikan, sosial, hingga kesehatan. Ada banyak faktor yang menyebabkan kondisi warga setempat masih berada di garis kemiskinan. Salah satunya adalah faktor pendidikan yang menjadi penyebab utama. Selain itu, dampak gempa bumi dan tsunami yang melanda Nias pada 2004 dan 2005, hingga kini membuat pemerintah daerah setempat membutuhkan banyak biaya untuk perbaikan fasilitas dan infrastruktur yang memadai.

doc.google.com
Banyak masalah sosial dan budaya yang menghambat kemajuan masyarakat Nias. Hal ini berdampak pada kehidupan anak-anak Nias yang masih sangat memprihatinkan, terutama di Nias Utara, banyak ditemukan sedikitnya 4 orang anak yang usianya hanya terpaut 1-2 tahun untuk setiap anak. 

doc.google.com

Akhirnya, masalah busung lapar dan gejala stunting pun tak dapat dihindari. Belum lagi masalah sanitasi, sirkulasi udara di dalam rumah yang sangat tidak layak untuk ditempati, membuat kesempatan anak untuk tumbuh dan berkembang lebih baik di masa depan semakin kecil.

doc.google.com

Jika kita menemui anak-anak yang seperti ini, apa yang akan kita lakukan? Membiarkan atau menyelamatkan?
doc.google.com
Iyaa tentu saja menyelamatkan!

Bagaimana cara kita menyelamatkan masa depan anak-anak?

Menyelamatkan masa depan anak-anak adalah dengan melindungi hak anak. Ada 10 Hak Anak Dunia menurut Konvensi Hak Anak PBB tahun 1989, yaitu: 
1. Hak untuk bermain
2. Hak mendapatkan pendidikan
3. Hak mendapatkan perlindungan
4. Hak mendapatkan nama dan identitas
5. Hak mendapatkan status kebangsaan
6. Hak mendapatkan makanan
7. Hak mendapatkan akses kesehatan
8. Hak mendapatkan rekreasi
9. Hak mendapatkan kesamaan
10. Hak memiliki peran dalam pembangunan.
Yuk selamatkan hak-hak mereka dengan cara membantu mereka mendapatkan haknya. Jadi siapa lagi yang bisa menyelamatkan masa depan anak-anak kalau bukan kita sebagai generasi penerus bangsa
Masa anak-anak adalah masa keemasan/Golden Age

Golden Age atau masa keemasan, adalah  “masa-masa penting anak yang tidak bisa diulang”. Beberapa pakar menyebutkan sedikit perbedaan tentang rentang waktu masa Golden Age, yaitu 0-2 th, 0-3 th, 0-5 th atau 0-8 th, namun semuanya sepakat bahwa awal-awal tahun pertama kehidupan anak adalah masa-masa emas mereka.Pada masa-masa ini, kemampuan otak anak untuk menyerap informasi sangat tinggi. Apapun informasi yang diberikan akan berdampak bagi si anak di kemudian hari.


Salah satu tips dalam memberikan stimulasi/rangsangan anak pada masa golden age guna mengoptimalkan kecerdasan mereka adalah memberikan mainan yang bermanfaat bagi perkembangan keterampilan anak usia mereka, memberi mereka kasih sayang dan rasa aman sehingga mereka pun akan sanggup memberi kasih sayang pada sesamanya. Di masa golden age, jika peran lingkungan membahagiakan dalam kehidupan mereka, memori ini akan terkenang selamanya dan membawa pengaruh positif di kehidupan dewasa mereka kelak.

Bagaimana caranya membuat anak-anak di Nias tersenyum kembali?

Berbagi dengan mendonasikan pakaian, buku & mainan layak pakai kepada anak-anak di Nias, karena ada rasa yang luar biasa dan tak terungkapkan ketika melihat anak- anak tersenyum saat menerima barang yang dikumpulkan.
Jika hanya sendiri kita yang berbagi, kita hanya bisa membantu satu atau dua orang anak saja. Sementara dengan mengumpulkan bersama-sama, ada ratusan anak Nias yang akan terbantu. Yuk pembaca dimana pun berada mari kita bantu anak-anak di Nias dengan menyumbangkan mainan, pakaian, buku, maupun makanan karena dengan bersama kita bisa membuat mereka kembali tersenyum dengan cara  yang sederhana.

Barang- barang yang terkumpul, dapat dikirimkan ke ke kantor Tango Wafer, Jl Lingkar Luar Barat Kav 35-36 Cengkareng, Jakarta Barat 11740 Paling lambat tanggal 30 Agustus 2013. Yuk sebarkan "Semangat Peduli" tentang kegiatan Tango Peduli Gizi di Nias. Untuk melihat kehidupan anak-anak di Nias bisa lihat di tautan video ini:

Tango Hand in Hand for Nias
http://www.youtube.com/watch?v=Jdy2FdXO1ZM

Tango Hand in Hand-teaser #1
http://www.youtube.com/watch?v=IzK9iHFkfGY

Tango Hand in Hand-teaser #2
http://www.youtube.com/watch?v=iE1e-mRnCrU

Tango Hand in Hand-teaser #3
 
Aku sangat menyukai dunia anak-anak, apalagi aku adalah seorang guru SD. Aku ingin sekali pergi ke Nias dan berbagi bagaimana rasanya ketika kita bisa membuat anak-anak di sana bisa kembali  tersenyum bahagia. Semoga Tim Tango Wafer mewujudkannya 

TANGO #HANDINHAND
Together, make them smile in simply way


Tulisan ini disertakan dalam lomba blog Tango #HandinHand Sharing Competition Tango Peduli Gizi




Sumber: